FriendZone Sadis



Ini berawal ketika aku duduk dibangku SMK. Waktu itu aku masih kelas 2. Masa dimana rasa ingin tahu ku sangat besar. Aku ingin tau apa itu jatuh cinta dan bagaimana rasanya disayangi oleh lawan jenis.
Kala itu aku memiliki sebuah handphone Nokia 1600 yang layarnya masih berwarna hitam dan backgroundnya kuning. (itu hape pertamaku)
Aku magang disuatu toko komputer di dekat perbatasan kota.
Entah kapan pertama kali aku mengenalnya, aku hanya ingat ketika aku sudah mengenalnya dekat.
Seorang laki-laki yang 2 tahun lebih tua dariku. Setiap hari aku dan dia saling mengirim sms panjang bahkan lebar. Entah apa yang menjadi pembahasan, isi sms itu tetap saja panjang. Kira-kira pada saat itu aku sudah mengenalnya lebih dari 1 tahun.
Dia menuntut ilmu disalah satu pesantren yang terkenal dikota tempat aku magang waktu itu, tau kan pesantren? Kalo hari jumat libur.
Jumat itu, aku dan dia janjian jalan-jalan ke sebuah tempat yang sedang hits kala itu.
Kira kira jam 3 dia jemput aku di sebuah jalan yang kami berdua sama-sama tau.
Dan berangkatlah ke tempat yang sudah disetujui sebelumnya, sambil duduk-duduk santai melihat matahari tenggelam aku dan dia ngobrol panjang lebar, walaupun aku banyak diam karna pada waktu itu aku sedang sakit.
Setelah hari itu, aku dan dia menjadi semakin akrab.
Saling kirim sms setiap hari, apapun topiknya akan menjadi pembahasan seru kalo sama dia.
Entah perasaan apa itu yang ku rasakan, aku menjadi resah ketika ku lihat handphone ku tak berbunyi karena dia.
Aku menjadi semakin sering sms dia, semakin ingin tau bagaimana kabarnya.
Hubungan itu berjalan baik, hingga pada suatu malam aku membuka akun facebookku dan mendapati status hubungan facebooknya berubah menjadi berpacaran dengan perempuan yang tidak ku kenal.
Dunia bagai terbelah dua, hatiku sakit.
Tapi kesedihan itu tak ku perlihatkan pada dia, didepannya aku harus terihat bahagia.
Semuanya berjalan seperti biasanya dan intensitas jalan-jalan aku dan dia semakin sering walaupun dia sudah punya pacar.
Dia pandai memperlakukan wanita, pandai berbicara pada wanita (walaupun lewat sms doang) dan mengerti apa yang dikehendaki wanita.
Tidak lama setelah aku selesai magang, tibalah waktu dimana ulangan kenaikan kelas itu dilaksanakan dan setelahnya libur. Horeee, karena si dia juga libur.
Dia mulai ku perkenalkan dengan teman-temanku.
Entah bagaimana awalnya, aku terlibat perselingkuhan dengannya..
Aku menjadi pacar keduanya..
Tapi hubungan itu tak berjalan lama, aku lupa berapa tepatnya, mungkin sebulan.
Aku putus, karena aku terbakar cemburu sama pacar pertamanya.
Dan hari-hari setelah itu ku jalani seperti biasanya, tanpa sebuah status.
Tibalah hari dimana aku lulus dari sekolah yang beberapa tahun harus ku lalui.
Rencana awalku, aku tidak melanjutkan kuliah karena biaya dan segala macam kekurangan.
Tapi taqdir Allah berkata lain, ada seorang guru yang ingin aku melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Aku pun kuliah, diawal kuliah hubungan ku sama dia baik-baik saja. Masih seperti biasanya.
Dia masih sama pacarnya, aku masih sama kesendirianku.
ketika itu, aku mendapat pekerjaan disalah satu pusat perbelanjaan.
Waktuku sms ataupun telpon sama dia berkurang, karena kesibukanku yang bekerja diwaktu siang dan kuliah diwaktu malam.
Aku dan dia menjadi jarang bertemu dan komunikasi. Tapi rasa sayang itu nggak berubah kok.
Setelah beberapa tahun menjalani hubungan yang nggak jelas status nya, akupun mulai berpikir untuk mencari seseorang yang dapat membuatku lupa akan rasa sayangku ke dia.
Alhasil, berpacaranlah aku dengan seseorang yang “waw” menurutku. Sempurna deh dimataku, beberapa bulan berpacaran aku tidak lupa sepenuhnya sama dia. Hanya saja waktu luangku menjadi lebih berwarna.
Semester pertama sudah ku lalui dengan jatuh bangun, jatuh bangun karena sering sakit dan harus mencari pekerjaan baru.
Di awal tahun 2015 aku mendapat sebuah pekerjaan yang gajinya lumayan untuk menghidupi diriku sendiri.
Mulailah seseorang yang “waw” ini memanfaatkanku, awalnya aku kira dia hanya minta bantuan layaknya orang yang sedang susah. Lama-lama ketahuan juga belangnya. Akhirnya kami putus saat semester dua hampir berakhir.
Kembali lagi seperti hari biasanya, aku dekat lagi dengan dia karena aku kesepian.
Semester dua berakhir dengan kesulitan kesulitan yang bisa ku atasi sendiri tanpa melibatkan orang tua. (semester satu aku masih minta uang ke orang tua)
Dipekerjaanku yang baru, aku mengenal seorang laki-laki yang bener-bener membuatku lupa dengan dia.
Laki-laki yang sangat humoris dan selalu bisa membuatku tertawa.
Dan aku ketemu dia setiap hari. hari-hari ku lalui dengan bahagia tanpa harus mengingat dia.
Tapi kebahagian itu tak bertahan lama, beberapa bulan kemudian teman kerjaku ini juga mempunyai seorang pacar.
Kejadian itu terulang lagi. Aku kembali dengan kesendirianku, bersama rasa sayang yang ku pendam beberapa tahun lamanya.
Aku dekat lagi dengan dia. Semakin dekat.
Aku dan dia saling bertukar rahasia layaknya seorang sahabat.
Dan yang aku tau, dia seorang playboy.
Pacarnya sih satu, selingkuhannya mungkin sampe 5.
Nyesek? Huh banget, tapi aku masih bisa tahan dan didepannya aku masih bisa terlihat bahagia.
Setahun terakhir ditahun 2016 aku menjadi sangat dekat.
Kemana-mana selalu berdua (setau aku sih, nggak tau dibelakangku dia gimana)
Semester 3 dan 4 berakhir sudah, selamat datang untuk semester 5.
Masih berjalan seperti biasanya, dia semakin membuatku merasa istimewa dihidupnya.
Jalan kesana kemari, kesitu kesini berdua.
Di bulan september – oktober 2016 (kira-kira ya), untuk yang kedua kalinya dia ketahuan selingkuh nih sama pacarnya. Dan hubungan dia sama pacarnya udah nggak bisa dipertahankan. End deh jadinya.
Ada rasa sedih juga bahagia dihatiku, sedih karena kasian sama pacarnya, aku juga bisa ngerasain gimana sakitnya kalo jadi pacar pertamanya itu. Bahagia karena penantian ku selama ini tidak sia-sia(menanti dia putus sama pacarnya).
Setelah dia putus, aku jadi semakin dekat dan semakin dekat. Walaupun masih tanpa status yang jelas.
Aku jadi semakin berani, berani upload foto-foto aku dan dia.
Beberapa bulan berlalu, hubunganku masih sama.
Dan aku mulai berpikir, sampai kapan hubunganku sama dia seperti ini ?
Hubungan layaknya seseorang yang berpacaran, tapi status aku dan dia hanya teman. Dan dia seenaknya saja berhubungan layaknya seseorang yang berpacaran dengan wanita lain. Sakit.
Aku mulai protes, aku memintanya untuk memilih teman atau lebih?
Jika memilih teman, perlakukan aku layaknya seorang teman,
Jika lebih, bisakah berhenti mempermainkan hati wanita lain?

Mungkin sudah beberapa kali aku dan dia bertengkar soal status.
Hingga kesabaranku mulai menipis dan ku berikan pertanyaan terakhir, teman atau lebih?
Jika tidak bisa merubah sikap padaku, aku akan berhenti menghubungimu dan pergi dari kehidupanmu.
Dan dipertengkaran yang terakhir, dia memintaku memaafkannya. dia juga berjanji untuk tidak berhubungan dengan wanita lain lagi.
Mungkin itu adalah hari paling bahagia dihidupku.
Melihat kesungguhannya, hatiku bergetar.
Ini kali pertama aku diperlakukan oleh laki-laki seperti itu.
Aku memaafkannya dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak berhubungan dengan laki-laki lain juga.
Aku sepenuhnya percaya bahwa dia akan berubah.
Hubungan aku dan dia semakin baik.
diawal februari, di minggu-minggu libur semesterku, aku merasa kesepian.
Sehingga ketika dia telat membalas bbm ku, aku merasa bosan dan aku kirimi dia pesan berkali-kali yang isinya sama. Setelah dia balas pesan bbm ku, mood ku sudah mulai rusak, sehingga aku juga membalasnya dengan singkat dan dingin.
Berawal dari malam itu, keesokan harinya dia tidak mengirimiku pesan( biasanya pagiku disambut dengan kata good morning dari dia). Hari itu seharian tidak ada pesan darinya, aku juga tidak mengiriminya pesan.
Karena aku tidak merasa salah, dan aku juga berharap kedewasaannya sehingga hari itu aku dan dia diam membisu seharian.
Malam itu, aku terbangun ditengah malam dan melihat dia juga tidak mengirimiku pesan. Aku berniat mengiriminya pesan terlebih dulu, tetapi saat aku ingin mengiriminya pesan malam itu, gambar bbm nya berubah menjadi foto dia dengan seorang perempuan, aku terkejut. Air mata pun mulai membanjiri pipiku. Emosiku terpancing, naik hingga ke puncak.
Bahasaku berubah, aku tidak bisa mengendalikan emosiku.
Aku marah sejadi-jadinya malam itu.
Dadaku sesak.
Hatiku sakit.
Pikiranku menjadi tidak menentu hingga malam itu aku tidak bisa tertidur lagi sampai pagi.
Malam itu, dia jujur.
“Aku tak bisa menyayangimu lebih dari teman”
“aku sudah mencoba, tapi aku tak bisa”
Lalu selama ini apa?
kamu memperlakukanku layaknya seorang pacar.
kamu mencariku setiap hari.
kamu menemuiku dihari liburmu.
kamu memanggilku sayang.
kamu memberiku harapan yang sangat besar.
kamu membuatku bahagian.
jadi aku selama ini siapa buatmu?
Dan terjawab sudah semua pertanyaanku selama ini,
Kenapa dia tak pernah protes ketika aku tak pernah memajang fotonya di akun sosial mediaku.
Ternyata ini alasannya.
Aku sedih, sedih, sedih.
Menangis pun tak bisa ku kendalikan, dimana aku teringat disitu air mataku keluar.
Aku merasa menjadi wanita paling bodoh. Aku hanya dijadikan pelampiasan. Aku hanya dimanfaatkan. Aku hanya diperlukan ketika kesepian. Aku memang bodoh.
Beberapa tahun penantian ku sia-sia.
Pengorbananku selama ini tak ada harganya.
2 hari kemudian aku sudah mulai tenang, walaupun masih belum bisa menerima.
Ku putuskan untuk bertemu dengan dia dengan harapan aku bisa lebih tenang.
Malam itu ku ceritakan semua yang ku rasakan, semua yang ku harapkan ketika bersamanya, semua yang sudah ku rencanakan, semua yang sudah ku siapkan untuknya sebelum semuanya berubah.
Ketika melihatnya dadaku sesak, hatiku sakit, air mata hampir saja menetes.
Aku selalu berusaha kuat didepannya.
“kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang kamu sakiti? Aku yang menyuruhmu tidak menyakiti hati wanita lain, kenapa kamu malah menyakiti aku? Kenapa? Apa salahku?”
Pertanyaan itulah yang selalu ku tanyakan.
Dan aku sadar, aku hanya seorang wanita biasa yang banyak memiliki kekurangan, bukan dia seorang laki-laki yang banyak memiliki kelebihan. Aku berhenti disini. Aku memang tidak layak untuk dia.
ah sudahlah, sekarang yang terpenting masa depanku.
Masa depanku datang setiap hari. buat apa aku bersedih sedih ria untuk hal-hal seperti itu. 
(aku harus berpikir seperti itu, walaupun terkadang tangisan itu datang ketika teringat apa yang sudah dia lakukan terhadapku)
Sekarang waktunya fokus sama sesuatu yang ada didepanku. Skripsi. Wisuda. Perbaikan diri.




Maafkan kealayan, kekurangan, kejelekan tulisan ini dan bahasa yang masih jauh dari kata benar.
Aku hanya seorang wanita biasa dengan berjuta-juta kekurangan.

Comments

Popular posts from this blog

KAIDAH KAIDAH DALAM MORALITAS

Tentang Saya

Xibo, Aplikasi OpenSource Digital Signage atau Papan Informasi