penafsiran yang berbeda

aku sadar.
aku seorang wanita, yang memakai gender wanita sebagai kedok.
pasalnya kelakuan ku seperti laki-laki. ada yang bilang begitu. padahal hatiku feminin. ragaku juga lemah layaknya wanita lain. wanita yang katanya identik dengan kata 'bersih'. katanya sih begitu. aku mau seperti itu. nyuci setiap hari, beres-beres setiap hari, mandi 3 kali sehari. rumah rapi. baju wangi. tapi diriku berbeda? aku harus bekerja dari pagi buta hingga petang, bermain game diwaktu senggang, bercanda tawa bersama teman-teman, nongkrong sama teman-teman, memasak diakhir pekan, belajar di malam hari, mengerjakan dan memikirkan tugas hingga larut malam, dan harus menyempatkan diri untuk berbincang dengan keluarga. sebagian memang membuang waktu, tapi aku juga harus menikmati masa mudaku. masa muda yang tak akan pernah bisa diulang lagi. banyak sekali cibiran yang ku terima, hingga aku bingung harus menyebutnya dari mana. sebagian besar membuat nyaliku menjadi ciut. tetapi itulah kenyataan yang ada pada diriku. aku mencoba merubahnya, namun di sisi lain aku juga harus menikmati masa sekarang. berubah sambil menikmati masa sekarang? bagiku itu sangat susah, dan harus mengorbankan kesehatanku. tidak. aku harus menjaga kesehatanku agar bisa terus melangkah ke depan. walaupun tertinggal, aku tidak terlampau jauh dengan yang lain. masih ada jejak-jejak yang dapat ku ikuti. teguran demi teguran sering ku terima. tapi di sisi lain motivasi-motivasi juga banyak ku dapatkan. 

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Saya

Xibo, Aplikasi OpenSource Digital Signage atau Papan Informasi

KAIDAH KAIDAH DALAM MORALITAS